Bekantan, Monyet Hidung Panjang yang Ikonik di Kalimantan
Bekantan (Nasalis larvatus) adalah primata endemik Kalimantan yang terkenal dengan hidung panjang dan perut buncitnya. Hewan ini sering dijuluki “monyet belanda” oleh masyarakat setempat karena hidung besar dan wajah kemerahan mereka mengingatkan pada orang asing yang datang ke Nusantara pada masa lalu. Bekantan termasuk dalam keluarga Cercopithecidae dan merupakan spesies yang sangat bergantung pada ekosistem hutan bakau, rawa, dan hutan pantai.OSG888
Ciri khas utama bekantan adalah hidung panjang yang lebih mencolok pada pejantan. Hidung ini diyakini berperan dalam menarik perhatian betina dan memperkuat suara mereka saat berkomunikasi. Bekantan juga memiliki bulu berwarna cokelat kemerahan dan ekor panjang yang membantu keseimbangan saat berpindah dari satu pohon ke pohon lainnya. Mereka adalah primata arboreal yang menghabiskan sebagian besar waktunya di atas pohon, tetapi juga mampu berenang dengan baik, bahkan dapat menyelam untuk menghindari predator.
Makanan utama bekantan terdiri dari daun, biji-bijian, dan buah yang tumbuh di hutan bakau dan rawa-rawa. Sistem pencernaan mereka dirancang khusus untuk mengolah makanan berserat tinggi, sehingga mereka sering terlihat mengunyah dalam waktu lama untuk mencerna makanan dengan lebih baik.
Sayangnya, populasi bekantan terus menurun akibat hilangnya habitat dan perburuan liar. Deforestasi yang terjadi akibat pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit, pemukiman, dan penebangan liar telah mengurangi jumlah hutan bakau yang menjadi tempat tinggal utama bekantan. Selain itu, perburuan ilegal untuk dijadikan hewan peliharaan atau sebagai objek wisata juga menjadi ancaman serius bagi kelangsungan hidup mereka.
Bekantan telah dikategorikan sebagai spesies terancam punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Berbagai langkah konservasi telah dilakukan untuk melindungi spesies ini, seperti pembentukan taman nasional, suaka margasatwa, dan upaya rehabilitasi di pusat konservasi. Pemerintah Indonesia juga telah menetapkan bekantan sebagai satwa yang dilindungi melalui undang-undang.
Keberadaan bekantan di alam liar memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, terutama dalam penyebaran biji-bijian yang membantu regenerasi hutan. Upaya perlindungan dan pelestarian bekantan bukan hanya penting untuk mempertahankan keanekaragaman hayati Indonesia, tetapi juga untuk menjaga kelangsungan ekosistem hutan bakau yang menjadi benteng alami terhadap abrasi dan perubahan iklim.
Dengan kesadaran dan dukungan semua pihak, bekantan masih memiliki harapan untuk bertahan dan tetap menjadi salah satu ikon satwa liar Kalimantan yang unik dan mengagumkan.